Yasmin Nafisa Pratami Dewi, lahir di Garut pada 24 Januari 2005, adalah sosok muda penuh semangat yang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Garut. Dengan latar belakang pesantren yang kuat, Yasmin memiliki visi besar untuk mengembangkan ilmu agama dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Yasmin sangat gemar membaca dan menulis. Membaca baginya bukan sekadar hobi, tetapi aktivitas penting yang melatih otak, memperluas wawasan, menambah kosakata, serta membuka jendela pengetahuan baru. Sedangkan menulis adalah sarana ekspresi yang membantunya menyampaikan pikiran, perasaan, dan gagasan secara teratur dan sistematis. Kegiatan ini juga melatih kedisiplinan serta keterampilan berpikir kritis.
Cita-cita dan Rencana Studi
Yasmin bercita-cita menjadi dosen, sebuah profesi yang menuntut komitmen tinggi untuk terus belajar, meneliti, serta menulis karya ilmiah. Dengan cita-cita ini, ia ingin berkontribusi mencerdaskan generasi bangsa dan melahirkan intelektual yang berilmu luas serta bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, Yasmin berencana mengambil jurusan Tafsir Al-Qur’an, karena ketertarikannya yang mendalam terhadap Al-Qur’an dan keinginan memahami pesan-pesan suci secara komprehensif serta menyebarkan nilai-nilai tersebut kepada masyarakat luas.
Motivasi Kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir
Motivasi Yasmin kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir adalah untuk menimba ilmu dari salah satu pusat keilmuan Islam tertua dan terbesar di dunia. Al-Azhar dikenal melahirkan ulama-ulama besar dan memiliki jaringan keilmuan yang luas. Kuliah di sana bukan hanya membuka kesempatan mendalami ilmu agama langsung dari para masyayikh, tapi juga memperluas wawasan tentang moderasi Islam dan persatuan umat. Yasmin ingin belajar sistematis dan mendalam, agar siap membawa manfaat besar bagi umat dan bangsa.
Setelah kuliah di Al-Azhar nanti, Yasmin berencana memanfaatkan kesempatan belajar sebaik mungkin untuk memperdalam ilmu tafsir, hadits, fiqh, dan cabang keilmuan Islam lainnya. Ia juga ingin membangun jaringan dengan ulama dan teman dari berbagai negara agar pengalaman yang didapat semakin kaya. Harapannya adalah dapat mendirikan pondok pesantren yang menjadi pusat pembelajaran Al-Qur’an dan ilmu keislaman, dengan pendekatan yang menekankan hafalan, pemahaman, dan pengamalan. Pondok ini diharapkan tidak hanya melahirkan penghafal Al-Qur’an, tetapi juga intelektual muslim yang berwawasan luas dan berakhlak mulia.
Sosok Inspiratif dalam Hidup
Yasmin terinspirasi oleh Habib Umar bin Hafidz dan Ustadzah Oki Setiana Dewi. Habib Umar memberikan contoh keilmuan, ketawadhuan, dan dakwah yang penuh kasih sayang, sementara Ustadzah Oki menjadi teladan muslimah cerdas, berpendidikan tinggi, dan aktif berdakwah tanpa meninggalkan identitas keislamannya. Keduanya memotivasi Yasmin untuk terus belajar dan berdakwah demi kebaikan agama dan masyarakat.
Fokus utama Yasmin di Mesir adalah belajar sungguh-sungguh, khususnya dalam tafsir Al-Qur’an, hadits, fiqh, dan bahasa Arab agar dapat memahami kitab klasik secara langsung. Ia ingin memanfaatkan waktu kuliah sebaik mungkin demi mendalami ilmu dan memperkuat fondasi keagamaannya.
Setelah lulus dari Al-Azhar, Yasmin berencana berkarir di bidang pendidikan dan dakwah dengan menjadi dosen serta mendirikan pondok pesantren yang fokus pada pembelajaran Al-Qur’an dan ilmu keislaman. Ia percaya ilmu yang diperoleh harus diamalkan dan disebarkan agar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Melalui pendidikan, Yasmin berharap dapat mencetak generasi muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Yasmin pernah menghafal dan setor 30 juz Al-Qur’an (meskipun belum mutqin), aktif berdakwah di pesantren dan masyarakat, serta meraih juara lomba bahasa Arab. Keahlian utama Yasmin adalah di bidang pendidikan dan pembelajaran, dengan pengalaman mengajar dan membimbing siswa yang terus diasah untuk memberikan manfaat lebih luas.