Luar Biasa! Sahrul Ihrom Bisa Lulus Ma’had Al-Azhar Hanya Satu Tahun. Ini Kuncinya

Kairo – Di tengah banyaknya pelajar asing yang menempuh Ma’had Al-Azhar selama dua hingga tiga tahun, Sahrul Ihrom, pemuda asal Indramayu, Jawa Barat, mencatatkan prestasi luar biasa: menyelesaikan pendidikan Ma’had Al-Azhar hanya dalam waktu satu tahun.
Ini bukan hanya sekadar pencapaian akademik, tetapi juga bukti dari kerja keras, kesungguhan, dan totalitas dalam menuntut ilmu. Bagi Sahrul, belajar di Al-Azhar bukan hanya untuk mendapat gelar, melainkan bagian dari misi hidupnya dalam mengabdikan diri untuk Al-Qur’an dan pendidikan Islam.
“Bisa menyelesaikan Ma’had dalam waktu setahun adalah karunia besar dari Allah. Tapi di balik itu, ada perjuangan yang panjang, doa orang tua, dan semangat untuk tidak menyerah,” ujar Sahrul dengan penuh syukur.

Perjalanan Sahrul Menuju Al-Azhar

Lahir di Indramayu pada 26 Januari 1998, Sahrul tumbuh dalam lingkungan pesantren. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Krangkeng 1, kemudian melanjutkan ke jenjang Tsanawiyah dan Aliyah di Pondok Pesantren Salaf Apik, Kendal, Jawa Tengah. Sejak dini, ia telah mengabdikan diri pada jalan Al-Qur’an, mengikuti program tahfidz di Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an Jombang (2018–2019), dan kemudian di Karantina Tahfidz Nasional Kuningan pada tahun 2020.
Dengan semangat yang tinggi, ia berhasil menghafal 30 juz Al-Qur’an, serta menguasai hafalan-hafalan penting lainnya seperti Matan Jurumiyah, Nadzom Imrithy, dan Alfiyah Ibnu Malik (1002 bait).

Lulus Ma’had Al-Azhar dalam Setahun: Sebuah Prestasi Langka

Ketika diterima di Ma’had Al-Azhar, Sahrul bertekad untuk memaksimalkan waktu dan potensi. Ma’had Al-Azhar adalah jenjang prakuliah yang wajib diikuti oleh pelajar asing sebelum resmi memasuki Universitas Al-Azhar. Biasanya, masa studi berlangsung dua hingga tiga tahun. Namun, dengan kedisiplinan belajar, pemahaman bahasa Arab yang kuat, dan kerja keras tanpa lelah, Sahrul berhasil menuntaskan seluruh jenjang tersebut hanya dalam satu tahun.
Lebih dari itu, ia juga berhasil mendapatkan beasiswa resmi dari Buuts Al-Azhar, yang menanggung seluruh biaya pendidikan dan hidupnya selama menempuh studi di Mesir.
Prestasi ini tentu bukan hal yang datang begitu saja. Sahrul mengungkapkan bahwa kunci keberhasilannya terletak pada Semangat belajar yang tinggi, Tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan dan Konsistensi dalam belajar dan mengulang materi

“Rasanya luar biasa, bisa bertemu langsung dengan para Syaikh dan Doktor Al-Azhar, belajar dari kitab-kitab klasik berbahasa Arab, dan semuanya gratis. Ini pengalaman yang tak ternilai,” ucapnya.

Cita-Cita Membangun Lembaga Tahfidz Gratis

Sahrul tidak ingin berhenti hanya menjadi pribadi berilmu. Ia membawa misi besar dari tanah air: mendirikan lembaga tahfidz Al-Qur’an gratis yang dapat diakses oleh masyarakat tanpa biaya. Ia ingin menciptakan sistem pendidikan Qurani yang bisa menjangkau anak-anak dari latar belakang ekonomi lemah, sekaligus mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang kuat secara ilmu dan akhlak.
Untuk mewujudkan mimpinya, Sahrul juga berniat mengembangkan bisnis produktif, yang hasilnya akan digunakan untuk menopang operasional lembaga tahfidz. Baginya, ilmu dan amal harus berjalan berdampingan, dan pendidikan harus menjadi cahaya yang bisa diakses semua orang, bukan hanya bagi yang mampu.
Sosok Inspiratif dalam Hidupnya
Dalam perjuangannya, Sahrul terinspirasi oleh KH. Ma’mun Al-Qhurtuby, Mudir Karantina Tahfidz Al-Qur’an Nasional di Kuningan. KH Ma’mun dikenal sebagai hafidz sebulan, dan telah membangun lebih dari 100 cabang tahfidz di seluruh Indonesia.
“Beliau adalah guru saya sekaligus teladan. Saya ingin mengikuti jejak beliau dalam menyebarkan dakwah Al-Qur’an melalui lembaga-lembaga tahfidz yang berkualitas dan gratis,” kata Sahrul.

Prestasi lulus Ma’had Al-Azhar hanya dalam satu tahun hanyalah awal dari perjalanan panjang seorang Sahrul Ihrom. Dengan bekal ilmu, hafalan, dan visi besar membangun generasi Qurani, ia siap menjadi agen perubahan di tengah umat. Sahrul tidak sekadar menuntut ilmu untuk dirinya sendiri, tapi untuk memberi cahaya bagi sebanyak mungkin orang lain, terutama anak-anak bangsa yang ingin menjadi penghafal Al-Qur’an namun terkendala biaya.
Semoga Allah terus memberikan kemudahan dan keberkahan dalam langkahnya, serta mewujudkan cita-cita mulia yang ia emban. Aamiin.

Bagikan artikel:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait